Sebelum diberikan ke domba, sebaiknya kita melakukan fermentasi untuk pakan hijauan dan pakan konsentrat kita
Ini berlaku untuk peternak yang mengandangkan terus menerus domba nya (karena lahan sempit dan lain hal). dan tidak untuk yang mengembalakan.
Dalam dunia beternak domba atau kambing, ada dua jenis pakan yang biasa diberikan kepada domba yaitu:
- Pakan Asli Hijauan, biasa disebut HMT (kependekan dari Hijauan Makanan Ternak)
- Pakan konsentrat, yaitu pakan-pakan tambahan pendukung nomor satu di atas.
Usahakan keduanya harus singkron, karena akan saling mendukung untuk terciptanya makanan domba / kambing yang Empat Sehat Lima Sempurna (jika kita analogikan ke makanan manusia).
Lalu, mengapa harus ada acara fermentasi segala?, khan bisa langsung dikasihkan ke domba kita?
Jawab, memang bisa di kasihkan langsung, tapi jauh lebih baik pakan yang hasil fermentasi, karena setelah kami memahami dari membaca beberapa literatur-literatur penting tentang pakan ternak yang menyatakan bahwa : suatu pakan yang telah berhasil di frementasi, maka itu akan mengurangi beban kerja rumen hewan domba / kambing kita, dengan begitu, energi yang digunakan untuk mencerna dengan gigih makanan tadi, akan dipergunakan oleh domba untuk kepentingan lain. Jadi intinya dengan dilakukan fermentasi pakan di luar kambing / domba, maka itu akan meringankan sistem pencernaan domba.
Disamping itu, tidak dipungkiri bahwa sistem fermentasi pada pakan, akan meningkatkan kandungan protein kasar (pk) dari pakan itu sendiri (kami mengetahui hal tersebut setelah banyak membaca beberapa literatur juga yang dengan jelas telah menyimpulkan demikian).
Di lapangan, pakan yang telah berhasil di fermentasi ternyata sangat bermanfaat terutama untuk kesehatan domba dan kandangnya. dengan kata lain, domba-domba yang diberi makan dengan pakan yang telah di fermentasi, maka kotoran dan urine domba adalah tidak bau pesing. Itu juga kami dapat dari banyak pengakuan teman-teman peternak yang menyimpulkan demikian setelah mengaplikasikan sistem pakan ter-fermentasi ini.
Disebutkan dari berbagai sumber bahwa pakan fermentasi juga bisa dijadikan solusi praktis dalam menghadapi musim kemarau yang panjang, dimana hijauan menjadi berkurang karena banyak lahan kekeringan. Dengan adanya stok pakan fermentasi (yang bisa kuat bertahan sampai dengan 4 hingga 8 bulan sejak proses fermentasi selesai yang biasanya memakan waktu 3 minggu), maka kita tidak lagi akan merasa khawatir kekurangan pakan di musim kemarau. Tinggal di kondisikan saja bagaimana cara untuk membuat suatu tempat khusus semacam gudang khusus untuk menyimpan pakan fermentasi.
Sehingga, jelas sekali keunggulan-keunggulan pakan yang difermentasi daripada yang tidak. Anda akan menemukan banyak fakta ketika anda mencoba mencari sendiri di google. Kami disini hanya ikut berusaha untuk membuka dan mensosialisasikan jalan terang ini.
Untuk kita sama-sama ketahui, berikut ini, kami sajikan data beberapa tanaman hijau dan juga bahan konsentrat untuk nantinya bisa kita olah dijadikan bahan pembuatan pakan fermentasi kita.
Yang kami sajikan adalah nama hijauan dan konsentrat nya dan lalu berapa persen kandungan protein kasar (pk) nya. Kebutuhan protein pada temak dinyatakan dalam protein kasar (PK). Semakin besar nilai PK, maka pakan itu semakin besar mendekati predikat pakan yang bagus.
Inilah perbandingan kandungan protein kasar (pk) dari berbagai jenis pakan hijauan dan bahan konsentrat untuk domba (maaf, data kami campur, tapi gampang diketahui bahwa yang pakan hijauan adalah pakan dari jenis dedaunan asli yang biasa hidup di padang rumput dan tegalan, sedangkan bahan konsentrat adalah pakan dari hasil sampingan produksi lain, seperti dedak padi, ampas tahu, dan sejenisnya :
- Alfalfa : 32 % (Recommended)
- Daun Lamtoro : 24 s/d 30 % bahkan ada sumber yang menyebut sampai 36.19 %
- Tebon jagung 34-56 : 10.7 %
- Tebon jagung 56-70 : 9.9 %
- Tebon jagung 99-112 : 9.2 %
- Daun pisang : 5.79 %
- Daun kelapa : 7.23 %
- Daun bambu : 4.24 %
- Rumput teki : 11.9 %
- Alang- Alang : 6.5 %
- Glirisidia / Gliricida / gamal muda : 22.7 %
- Glirisidia / Gliricida / gamal berbunga : 19.1 %
- Daun Ubi Kayu : 20.4 %
- Daun Ubi Jalar : 14.32 %
- Ampas tahu : 25.651 %
- Ampas kecap : 36.381 %
- Ampas bir : 26.448 %
- Ampas brem : 3.130 %
- Ampas gula cair : 5.106 %
- Bungkil kopra : 27.597 %
- Bungkil kelapa sawit : 14.112 %
- Bungkil kacang tanah : 36.397 %
- Bungkil kedelai : 52.075 %
- Bungkil tengkuang : 14.112 %
- Kedelai BS : 38.380 %
- Tumpi kedelai : 21.134 %
- Tumpi jagung : 8.657 %
- Polard : 16.412 %
- Molasses : 8.300 %
- Rendeng kedelai : 16.7 %
- Rumput gajah : 9.1 %
- Rumput raja : 13.5 %
- Kaliandra = 22.4 %
- Indigofera = 24.17 %
- Waru = 18.09 %
- Singkong : 1.36 %
- Ketela rambat : 1.5 s/d 3 % (tapi bisa jadi sampai 35 % setelah melalui proses fermentasi sempurna)
- Nangka (25.398 % jika sudah di frementasi), jika belum hanya 15 %.
- Albesia (daun sengon) - (di sunda / Jawa Barat disebut Albiso) : 5.6 %
- Murbai : 22 s/d 23 %
- Jerami Padi : 3.2 s/d 4.10 % (benih padi-nya : 9.78 %)
- Jerami Kedele : 11.96 %
- Jerami Kulit kedelai : 8.00 %
- Jerami Kacang Tanah : 12.94 %
- Jerami Kacang Panjang : 12.94 %
- Jerami Kacang Otok : 16.05 %
- Jerami Kacang Hijau : 23.26 %
- Kulit coklat : 15.04 %
- Kulit Kacang tanah : 5.77 %
- Kulit Klenteng : 13.13 %
- Tongkol Jagung : 5.62 %
- Pucuk Tebu : 5.57 %
- Daun Ketela Pohon : 16.46 %
- Batang Ketela pohon : 5.89 %
- Komak : 22.14 %
- Bhengok : 14.25 %
- Rumput lapang : 6.51 %
- Setaria : 9 %
- Centrosoma : 5.5 %
- Eceng Gondok : 10.21 % (syarat, itu didapat setelah di fermentasi)
- Sorgum Putih dan Coklat : 9.6 %
- Daun Pepaya : 21 s/d 27 %
- Onggok kering : 2.839 %
- Dedak / Bekatul : 12 %
- Biji Jagung : 8.9 %
- Klobot jagung : 7.31 %
- Tepung Gaplek : 2.6 %
- Tepung Turi : 31.68 % (daun turi berbunga putih : 40.62 %)
- Biji Kacang Hijau : 21.30 %
- Biji Kacang Tanah : 25.30 %
- Tepung Ikan : 53.3 %
- Tepung Cangkang Kerang : 43.4 %
- Jahe : 8 %
- Rumput alam : 14.73 %
- Konsentrat (pakan tambahan) : 13.27 %
- Kangkung : 12.98 %d
- dan lain-lain.
Dan berikut ini, kita bahas tentang bagaimana cara melakukan fermentasi pada pakan tersebut di atas - bisa juga disebut dengan bagaimana cara praktis membuat silase (pakan yang sudah terfermentasi).
Inilah cara singkatnya :
- Hijauan di potong-potong dahulu (lebih kecil itu lebih baik agar kerja rumen domba kita menjadi lebih mudah nantinya)
- Setelah hijauan, selanjutnya siapkan bahan yang akan dijadikan Konsentrat dedak padi dll.
- Siapkan juga bahan tambahan untuk mempercepat dan mensukseskan proses fermentasi, bisa menggunakan cairan EM4 untuk peternakan. Kalau kita beli di toko pupuk, warna botolnya adalah kecoklatan.
- Setelah bahan adonan tersedia, maka jadikan satu kesatuan (homogen), lalu di siramkan EM4 yang telah di padukan dengan gula yang disimpan selama dua hari sebelumnya (sesuai anjuran penjual EM4 sebagaimana anda bisa pelajari di web sumber EM4 diatas). selanjutnya bahan-bahan kita simpan di wadah yang tertutup rapat (anaerob = tidak masuk oksigen ke wadah).
- Tunggu proses fermentasi hingga 3 minggu (21 hari)
- Setelah 21 hari, maka pakan fermentasi sudah siap untuk disajikan ke ternak kita. Maka ambil saja sesuai keperluan dan tutup kembali wadah setelah pengambilan.
- Pakan fermentasi buatan kita ini akan tahan hingga 4 s/d 8 bulan (sejak jadinya 21 hari di atas). Maka ini jelas bisa menjadi solusi untuk bagaimana men-stok pakan ternak untuk musim kemarau panjang agar selalu tersedia pakan bagus.
- Jangan sering dibuka tutup wadahnya / ruangan nya, karena akan cepat merusak pakan fermentasi kita. sehari bisa 1 kali ambil saja (untuk memberi pakan ternak pagi sekaligus sore).
- Pakan hasil fermentasi yang bagus di tandai dari aroma pakan yang khas. nanti aromanya semacam aroma tape, ragi. Itu menandakan pakan fermentasi kita adalah sukses. dan memang pada awalnya nanti domba akan merasa asing dengan harum aroma seperti itu, maka dari itu harus di biasakan dulu sedikit-sedikit dicampur dengan hijauan segar lain yang disukai domba (sebagaimana kami jelaskan di point selanjutnya di bawah ini).
- Jika domba belum terbiasa dan terlihat tidak mau menyantap pakan frementasi kita, maka itu wajar. beri latihan saja dengan cara mencampur pakan fermentasi kita dengan hijauan biasa yang disuka oleh domba. nanti lama-lama juga suka. dan semprotlah area kandang menggunakan cairan campuran EM4 yang telah dicampur dengan gula yang telah di fermentasi dulu 2 hari (sesuai anjuran pembuat EM4) agar ternak terbiasa dengan wangi fermentasi tersebut.
Demikian share kami pada kesempatan ini. Akhirnya, sukses selalu untuk kita semua. Amin.
Jika anda belum puas dengan apa yang kami tulis ini, kami berikan referensi bagus untuk membuat pakan fermentasi, silahkan ke PAAS (Pakan Alami Awet dan Sehat).
PAAS (Pakan Alami Awet dan Sehat)
Untuk Ternak dengan Teknologi EM4
Bahan- bahan ; (untuk pembuatan 1000 kg PAAS)
- EM4 : 1 liter
- Gula merah : 0.5 kg 9dilarutkan dalam 1 liter air)
- Air : 100 liter
- Dedak halus : 10 % dari bahan
- Rumput, jerami, limbah pertanian : 1000 kg
Alat :
- Tempat fermentasi (tong plastic, bak semen, kantong plastic besar)
- Gacok
- Ember
- Alat cingcang
- Hand Sprayer / emrat
Cara Pembuatan :
- Larutkan cairan EM4 sebanyak 1 liter dan larutkan gula merah yang telah diencerkan ke dalam tong plastic yang berisi 100 liter air, lalu aduk kemudian didiamkan selama 2 hari sampai mengeluarkan aroma nira/wedang.
- Ambil campuran bahan baku pakan (jerami, rumput)sebanyak 1000 kg yang telah dicingcang (5 – 10 cm) dan diturunkan kadar airnya atau dilayukan.
- Taburkan dedak lalu semprotkan larutan EM4 dengan hand sprayer sambil diaduk-aduk sampai merata dengn kadar air 30 %.
- Jika sudah merata, masukan bahan dalam wadah/tempat fermentasi, padatkan dengan gacok sampai betul-betul padat, lalu tutup rapat jangan sampai ada udara masuk/ hampa udara selama 5 hari.
- PAAS siap disajikan pada ternak sehari 2 kali, kalau tersisa tutup lagi dengan rapat.
Aplikasi pada Ternak :
- Sapi, kerbau, kuda : 5 – 10 kg/hari
- Kambing, domba : 1 – 2 kg/hari.
No comments:
Post a Comment